Home / KBAI Reportase / Dampak Gadget Terus Menghantui Kejahatan Seksual Di Kabupaten Bandung
Pekerja Sosial Deni Sehabudin mengenalkan berbagi peran dikeluarga bersama 118 anak di Sekolah Alam Bandung dalam program Family Based Care kerjasama Majelis Pelayanan Sosial Muhammadiyah dengan Family For Every Child

Dampak Gadget Terus Menghantui Kejahatan Seksual Di Kabupaten Bandung

106 anak dibawah umur dan 45 perempuan mengalami kejahatan seksual, demikian disampaikan Deni Sehabudin Pekerja Sosial Kabupaten Bandung. Data tersebut merupakan catatan 2016 di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bandung. Kejadiannya hampir merata di semua 31 kecamatan.

Ada tiga sebab dominan hal tersebut terus terjadi. Pertama, faktor keluarga yang kurang memahami pola pengasuhan, tidak jarang orang tua melakukan tindakan kekerasan tanpa mereka menyadari dampaknya, anak jarang diberi kepercayaan dan anak merasa tidak nyaman di rumah dan melakukan pemberontakan. Sehingga berlindung di komunitas jalanan. Kedua, anak tidak memahami perlakuan salah lingkungannya, dengan alasan faktor kesetiakawanan. Ketiga, cenderung pembiaran orang tua pada penggunaan gadget dan internet tanpa kontrol.

Dari total jumlah anak di kabupaten Bandung hanya 1% yang mendapatkan perlakuan ini. Selain melakukan pendampingan dan respon kasus, kami bersama P2TP2A dan instansi terkait terus melakukan pencegahan dengan sosialisasi massif, penguatan keluarga, pembentukan satgas sampai dengan pelatihan bagi calon pendamping perlindungan perempuan dan anak. Berbagai organisasi dan pemerhati anak kami  libatkan untuk sama sama melakukan upaya ini. 

Masyarakat juga mulai memahami bahwa kasus seperti ini dapat dilaporkan. Masyarakat juga mendukung keluarga yang berani untuk melakukan pelaporan, masyarakat mulai peduli terhadap kejadian kekerasan untuk melaporkan dan memberikan dukungan terhadap korban dan keluarga, tutup Deni.

Ketua P2TP2A Kurnia Agustina Dadang Naser menyampaikan pihaknya menggandeng NEXT Generation dalam sosialisasi Digital Parenting yang menyasar orangtua, guru dan kader PKK. Berharap dengan adanya upaya ini para orang tua memahami dampak anak-anak mengakses pornografi, para orang tua harus mengontrol anak-anaknya.

Hari ini kami juga mengukuhkan Satgas P2TP2A di Kecamatan Cicalengka, ”pihaknya akan terus berupaya untuk mengetahui dimana boroknya dan bagaimana cara mengobatinya”, katanya mengibaratkan. 

Kami berharap dengan semakin banyaknya pihak terlibat dalam upaya pencegahan, semakin menekan angka terjadinya kasus kekerasan. Serta keluarga dan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pendampingan bagi para korban kekerasan seksual terutama anak-anak, tutupnya.



Check Also

Caper Lo: Hilangnya Apresiasi Di Masa Remaja

Seringkali kita mendengar remaja kita, membully secara psikologis dengan sebaya, dengan kata Caper Lo!!!. Padahal …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *