Home / KBAI Reportase / Covid 19: Pilihan Panti Agar Anak Anak Asuh Di Panti Saja, Butuh Dukungan

Covid 19: Pilihan Panti Agar Anak Anak Asuh Di Panti Saja, Butuh Dukungan

Indonesia telah berada sebulan, pasca Presiden menyatakan positif Virus Corona masuk di negara kita. Ratusan korban telah meninggal dan ribuan orang telah dinyatakan positif. Kita seperti berperang dengan sesuatu yang mematikan tetapi tidak terlihat. Ribuan keluarga Indonesia yang positif Korona juga sedang mempertahankan anggota keluarganya. Begitu juga 5.000 lebih panti di Indonesia

Berbagai perdebatan apakah Indonesia akan melakukan lockdown ataupun karantina menjadi perhatian besar masyarakat.

Kyai Ahmad Suhari Sekjen Forum Nasional Panti Indonesia menyampaikan belajar dari pengalaman Forum Wilayah Panti Makassar dan Forum Wilayah Panti Gorontalo yang masuk ke area gempa di Palu perlu menjadi perhatian.

Ketika tim Fornas Panti sampai disana pasca H+1 gempa, di Palu terjadi Lockdown alami, Karena terputusnya akses jalan. Masyarakat bergotong royong menangani korban meninggal dan menyelematkan yang tersisa.

Ketika masuk Palu, masyarakat sangat membutuhkan pangan, dan akhirnya berebut laksana penjarahan. Begitu juga ketika Fornas mengambil alternatif via laut menyalurkan bantuan, juga terjadi hal yang sama.

Bagi Kyai Suhari, sangat memaklumi dan meminta Forwil Panti membiarkan peristiwa itu. Karena memang masyarakat persediaan dirumahnya telah habis dan lapar tidak bisa di tahan. Bahkan panti di Palu yang memiliki peternakan kami minta memotong ternaknya dan membagikan kondisi kelaparan tersebut.

Setiap orang disituasi yang tidak pasti itu, pasti ingin aman. Meski kemudian ada penjarahan yang bukan kebutuhan pokok mereka. Dengan dimanfaatkan orang orang tidak bertanggung jawab dari luar Palu saat itu..

Untuk itu kami mengingatkan pemerintah pusat dan daerah sebelum memberlakukan lockdown ataupun karantina memperhatikan persediaan di setiap keluarga. Apakah cukup selama 14 hari. Kemudian jalur khusus untuk situasi darurat dan mobilitasnya, seperti ketika ada yang sakit, melahirkan. Bagaimana masyarakat tetap bisa memesan makanan dan kebutuhannya secara online namun bisa diakses dengan mudah dari rumah.

Panti harus mulai bisa memanfaatkan transaksi cashless atau pembayaran online. Guna pencegahan dan mendukung mengurangi penularan.

Meski sekarang situasinya berbeda bukan gempa. Namun bila tidak diantisipasi sejak awal, masyarakat bisa sangat khawatir dan terjadi penjarahan. Sehingga perlu dipastikan, agar masyarakat tenang dan bisa benar benar tinggal ditumah. Belajar dari peristiwa bencana gempa, anak anak yang berhari hari dalam masa isolasi harus dihindarkan dari sakit, kekerasan apalagi kejahatan seksual.

Ia juga mengingatkan situasi yang tidak pasti dalam hal persebaran virus korona yang sudah ribuan ini, sudah seperti berkejaran. Antara mengisolasi daerah yang terkena, kemungkinan virus terus menyebar dan para korban yang terus berjatuhan.

Begitu juga kondisi panti panti di Indonesia, antara pengasuh melindungi keluarganya dan tetap menjaga anak asuhnya terhindari dari virus Korona. Memulangkan anakpun saat ini tidak mudah, karena kondisi transportasi umum yang mungkin terpapar atau tidak mudah akses jalan. Pilihan di panti saja menjadi option yang baik saat ini.

Namun realitas sosial orang berderma saat ini drastis berkurang. Ini jadi tantangan terberat panti, apalagi setelah anak anak tidak bersekolah lagi. Otomatis beban pengasuh bertambah.

Penting menjaga kesolidan di panti. Melakukan kegiatan gotong royong dalam sekecil apapun. Untuk mempertahankan diri disituasi yang memprihatinkan ini.

Hal hal kecil seperti menjaga kebersihan, cuci tangan, menjaga jarak adalah kewajiban kita semua, guna menghindari situasi lebih buruk lagi.

Untuk itu Kyai Suhari tetap mengingatkan, agar warga panti saling jaga dengan 7 cara yaitu jaga imunitas, cuci tangan dan semprot disinfektan, pakai masker untuk yang sakit, jaga jarak, isolasi diri jika ada gejala dan memperhatikan informasi pemerintah di daerahnya masing masing dan memaknai secara Ruhani situasi hari ini secara positif untuk memperbaiki hubungan dan relasi antara pengasuh dan anak anak agar lebih berkualitas lagi. Mungkin selama ini kurang perhatian, sekarang saatnya lebih memperhatikan kondisi anak anak.

Semua itu harus dilakukan agar warga panti tidak fokus pada ketakutan dan stress. Dan menjaga situasi yang bisa saja tiba tiba menurun, karena hidup dalam krisis berkepanjangan ini.

Panti secara nasional memberlakukan hidup positif dan disiplin positif kepada anak anak asuhnya.

Anak anak di beri tugas mendiskusikan antara mereka apa yang bisa dilakukan untuk mencegah.

Anak anak mulai berbagi tugas dalam kebersihan dengan semprot disinfektan, membaca doa As Syifa untuk negeri, menempelkan informasi virus Korona. Tugas tugas belajar juga dalam rangka upaya terus menjaga kebersihan, kepedulian dan empati sesama, tutup Kyai Suhari yang juga Ketua Panti Ar Rodiyah Semarang Jawa Tengah.

Jika keluarga di Indonesia ingin mendukung gerakan #AnakDiPantiAja dapat dengan menghubungi Hotline Panti Lawan Covid 19 di 081 327 663 969 an. Ahmad Suhari.

Bantuan anda juga dapat disalurkan ke Bank BNI dengan nomor rekening 090 359 9315 an. Fornas LKSA PSAA Pusat atau Bank BRI dengan nomor rekening 0245 01 0083 9453 8 an. Forum LKSA-PSAA Nasional.

Ayok bantu 5 ribu lebih Panti panti di Indonesia untuk Lawan Covid 19 melalui Forum Nasional Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Panti Sosial Asuhan Anak.

Kunjungi link berita Fornas LKSA PSAA

Check Also

Caper Lo: Hilangnya Apresiasi Di Masa Remaja

Seringkali kita mendengar remaja kita, membully secara psikologis dengan sebaya, dengan kata Caper Lo!!!. Padahal …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: