Arti sakral dan penghormatan adalah sesuatu yang suci dan tidak layak di lecehkan. Apalagi bicara perjuangan pahlawan. Namun apakah anak SMP yang menginjak injak setiap makam sambil berlompat lompat bahkan mengubah arah nisan tidak mengerti arti Pahlawan?
Tentu kita tidak membenarkan perisitwa tersebut. Untuk itu penting ada diskusi pengenalan jasa jasa pahlawan kepada anak.
Inilah diskusi para pengurus Forum Nasional Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Panti Sosial Asuhan Anak (Fornas LKSA PSAA) jelang Hari Pahlawan 10 November nanti.
Kartinah salah satu pimpiman Fornas LKSA PSAA yang juga Ketua Wilayah LKSA PSAA Bandar Lampung mengatakan, ada hal yang perlu terus dilakukan dalam mengenalkan jasa para pahlawan.
Bagi Kartinah anak yang menginjak makam tersebut, karena belum dikenalkan siapa yang di makamkan disana. Apalagi persoalannya menurut petugas makam karena ada pagar pembatas yang jebol sehingga anak anak bisa masuk ke area TMP di Lampung. Mungkin juga area bermain yang terbatas atau aman untuk anak, tapi perlu di cek lagi di lapangan.
Ia berharap agar peristiwa ini tidak ditafsirkan kemana mana, terlalu luas. Karena masih anak SMP dan masih butuh didukung pendidikan mengenal jasa Pahlawan.
Ia berharap agar tidak berulang kedepan, ada kerjasama yang baik antara TMP dengan masyarakat sekitar TMP dalam mengenalkan anak anak tentang jasa para pahlawan yang dikuburkan disana.
Sehingga kalau menjadi kegiatan rutin, maka akan banyak generasi kita yang mengenal jasa para pahlawan, terutama yang di kebumikan di TMP Lampung. Dan TMP bisa jadi pusat pembelajaran anak mengenal sejarah Bandar Lampung melalui pahlawan pahlawannya. Namun kalau sudah terlaksana, ia berharap manfaatnya lebih luas lagi untuk anak anak.
Kartinah mengakhiri dengan mengajak anak anak bersama orang tua mereka dalam menyambut Hari Pahlawan untuk ikut berkunjung ke Taman Makam Pahlawan Kotabumi Selatan, Lampung Utara. Tentu dengan protokol kesehatan, agar edukasinya dapat dan anak anak semakin menghormati jasa para pahlawan. Lembaga panti asuhan dan layanan pendidikan juga bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini dan mulai memikirkan bagaimana anak anak bisa lebih mengenal pahlawannya jelang 10 November.