Mak aku gimana ya, kunaon? Kan bentar lagi teman temanku ujian. Itulah Sari Savitri anak dari Ibu Sino yang menyampaikan kegelisahannya. Selanjutnya ibunya menemui relawan di Posko Al-Maun. Beliau menyampaikan bagaimana anak kami bisa sekolah, sejak diusir dari lahan garapan kami hanya punya Kartu Keluarga.
Kepala Posko Al-Maun Masyhuri Mashuda menyampaikan ada 20 anak usia SD dengan beragam kelas. Mereka semua terancam tidak naik kelas karena sudah 5 bulan tidak sekolah. Mereka ikut ayah ibunya mengungsi ke Jakarta. Posko ini berdiri sejak Petani Kiara Hayam Teluk Jambe Karawang dipaksa keluar dan beberapa dipenjara.
Petugas Posko yang menerima laporan Misiswo Wibowo berharap pemerintah dan masyarakat bergerak menyelamatkan pendidikan mereka. Saya mengundang berbagai pihak memberi jalan keluar untuk anak anak petani. Total 32 Anak dari SD, SMP dan SMK yang berada di pengungsian. Sejak 16 Maret 2017 mereka singgah sholat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Menteng Raya. Namun karena dalam keadaan memprihatinkan Pemuda Muhammadiyah melalui program Warung Dhuafa membantu memberikan makanan. Namun sudah seminggu mereka pindah ke tempat yang lebih layak di Tanah Abang.
Total 217 Pengungsi saat ini berada di Masjid Al Istiqomah Jalan Kyai Haji Mas Mansyur 57 Tanah Abang Jakarta Selatan. Posko Al-Maun merupakan Posko Jaringan Lintas Kemanusiaan. Berbagai organisasi sejak 5 bulan yang lalu secara tidak tetap bergantian mendatangi, seperti Muhammadiyah, Lembaga Daya Dharma-KWI, Persatuan Gereja Indonesia, LPBI Nadlatul Ulama, Lazismu, Yayasan Kanisius, Dompet Dhuafa, PKPU, LBH Jakarta, LBH Bandung, Nasyiatul Aisyiyah, Kementerian Sosial, Wahana Visi Indonesia, Rumah Zakat, Berkah Mirza Insani dan Serikat Tani Teluk Jambe. Namun karena perjuangan yang panjang mereka butuh dukungan banyak pihak dalam memenuhi kebutuhan.
Kak rumahku sudah tidak ada kata Dian anak kelas 5 SD di area lokasi. Mereka membutuhkan uluran tangan banyak pihak dengan 5 bulan mengungsi terutama kondisi anak anak. Tak mudah jadi mereka dengan rumah yang dihancurkan dan tidak ada pilihan lain, selain mengungsi dan minta diperhatikan nasibnya.