Dalam kondisi lemah di rumah sakit Sofa Bassal mengingatkan KBAI dan kita semua tentang masa depan anak anak Autis pada Hari Kesadaran Autisme Sedunia.
Ia ingin mengajak kita semua peduli masa depan anak anak Autis. Begitupun harapan yang sama untuk para orang tua yang memiliki anak autis.
Ini adalah catatan perjalanan occupational therapis pada penanganan Autis yang ditulis olehnya.
2 april, hari ini.. maaf tak bisa bergabung mewarnai Jakarta dengan biru.
Hanya dengan ini kembali saya bisa menyentuh teman, orangtua, pendidik, terapis dan masyarakat..
Bahwa autis bukan ejekan , bukan sebuah bahan lelucon untuk kita tertawa tawa.
Sejak 2013 sampai dengan saat ini menjadi salah seorang Perintis Jakarta Ramah Autis berkeliling jakarta, bahkan daerah, memberikan penyuluhan dan pelatihan pada setiap lapisan masyarakat dari lembaga masyarakat sampai institusi pemerintahan seraya berharap Indonesia menjadi negara yang ramah terhadap anak dengan autism.
Kesempatan yang diberikan Gayatri Pamoedji, dikelilingi oleh para orang tua luar biasa di MPATI (Masyarakat Peduli Autis Indonesia) membuat saya bertambah mencintai dunia anak berkebutuhan khusus.
Autisme hanyalah keterlambatan perkembangan. Kalau keterlambatan ini diasah dengan tepat, itu bisa terkejar. Kunci utama dari suksesnya penanganan anak dengan autisme terletak pada diagnosa akurat, pendidikan tepat, dan dukungan kuat.
Jika anak dengan autisme diberikan penanganan dan program yang tepat, anak-anak dengan autisme dapat berkembang, hidup mandiri di lingkungan masyarakat.
Sudah banyak anak dengan autisme bersekolah di sekolah reguler dengan prestasi yang sangat baik, berkuliah, bahkan bekerja.
Untuk para orang tua, jangan pernah patah semangat. Capek, sedih, marah, itu boleh. Tapi jangan berlama-lama, karena anak kita terus tumbuh dan menunggu uluran tangan orangtuanya.
Tanpa papa mama kami terapis bukan apa apa, bekerjasama menjadi tim yang solid, kita bisa membuat mereka hidup mandiri dalam aktivitas sehari hari, produktifitas dan waktu luangnya.
Untuk para pendidik dan terapis, bantu orangtua dengan hati mu, sentuh anak anak ini dengan hatimu, karena dengan hati dan ilmu mu membuat mereka terus berkembang menjadi anak dengan autisme yang luar biasa.
Untuk para petinggi di pemerintahan bantu kami dengam mensupport fasilitas pendidikan, kesehatan, fasilitas umum sehingga mereka terus berkembang dan membuat masyarakat Indonesia semakin menerima, dengan terus memberikan pengetahuan ke setiap lapisan masyarakat.
Buat teman teman perintis terus berjuang karena jika bukan kita siapa lagi yang bisa membuka hati, mata dan pikiran masyarakat untuk penerimaan ini.
Buat anak-anakku dengan autisme di seluruh Indonesia dan dunia, kami menerima dan mencintai setiap kekurangan dari dirimu. Terus berjuang untuk masa depan yang lebih baik.
Selamat Hari Peduli Autisme
Dengan memperingati hari autisme, kita menerima perbedaan.
Kita ada di sini untuk saling menolong sesama, jika tidak bisa menolong paling tidak jangan menyakitinya. (Dalai Lama)
Sofa Bassal Amd. OT
Occupational Therapist